welcome to my story

Kisah suka dan duka lam hidupku~

Sunday, 15 January 2012

Air Mata Rasullullah

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "bolehkah saya masuk?" tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "maafkanlah ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. 


Kemudian dia kembali menemui ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya, : siapakah itu wahai anakku?".
"tidak tahulah ayaku, orangnya sepertinya baru sekali ini ku lihat." tutur Fatimah lembut. Lalu Rasullullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan, seolah2 bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.


"ketahuilah, diala yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia, Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah.


 Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.


"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.


"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.


Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.


"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"


"Jangan  khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: '"uharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.


Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 


"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.


"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.


"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.


"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.


Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."


Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii,ummatii,ummatiii " - 'Umatku, umatku, umatku'


Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita

No comments:

Post a Comment